Senin, 21 Oktober 2013

makalah suku jawa di kabupaten labuhan batu utara



BAB I
LOKASI ,LINGKUNGAN ALAM DAN DEMOGRAFI
A.  Lokasi
Kabupaten labuhan batu utara adalah kabupaten yang baru dimekarkan dari kabupaten labuhan batu dengan Undang-Undang No 23 Tahun 2008  pada 21 juli 2008 tentang pembentukan kabupaten labuhan batu utara , semasa pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ibukota kabupaten ini terletak di Aek Kanopa. Kabupaten Labura berbatasan langsung dengan Kabupaten Asahan, Padang Lawas Utara, Tapanuli Utara, Toba Samosir dan Labuhanbatu (induk), dan memiliki luas 3.571 km2. Populasi penduduk total 330.701 jiwa dan kepadatannya 92,61 jiwa.



B.   DEMOGRAFI
Pembagian Administrasi :
a.kecamatan      :8
b. kelurahan       :8
c.desa                   :82
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Labuhanbatu Utara sementara adalah 331.660 orang, yang terdiri atas 167.551 laki-laki dan 164.109 perempuan. Dari hasil Sensus Penduduk 2010 tersebut masih tampak bahwa penyebaran penduduk Labuhanbatu Utara masih bertumpu di Kecamatan Kualuh Hulu yakni sebesar 19,49%, kemudian di ikuti oleh Kecamatan Kualuh Selatan 17,06%, dan Na IX-X sebesar 15,02%, sedangkan Kecamatan lainnya di bawah 15%.

Tabel Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

Kecamatan
Laki-laki
Perempuan
1
2
3
Na IX-X
25.214
24.600
Marbau
19.209
18.984
Aek Kuo
14.597
14.379
Aek Natas
16.774
16.515
Kualuh Selatan
28.507
28.061
Kualuh Hilir
16.098
15.502
Kualuh Hulu
32.588
32.050
Kualuh Leidong
14.594
14.018
Labuhanbatu Utara
167.551
164.109






C . LINGKUNGAN ALAM
1.Penggunaan Lahan
        Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah daerah Agraris, lebih 70% penduduknya bekerja pada sektor pertanian, baik pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan maupun peternakan. Begitu juga dengan usaha masyarakat pada sektor lain juga berbasis pertanian seperti periwisata dan industry kecil atau agro industry.
        Sebagian besar lahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara digunakan untuk perkebunan rakyat kelapa sawit seluas 146.980 hektar (14,45%). Sementara lahan yang digunakan untuk bangunan perumahan, perkantoran, industri, pendidikan, jalan dan lain-lain seluas 9..872 hektar (2,78%) dan untuk kebutuhan pangan Kabupaten Labuhanbatu Utara memiliki areal persawahan seluas 39.147 hektar (11,04%).
Potensi Ekonomi Kabupaten Labuhanbatu Utara yang tergolong potensial adalah pada sector Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan.
Penggunaan Lahan Menurut  Jenis :
Bangunan                  : 9.872
Sawah                       : 39.147
Kelapa Sawit              : 146.980
Karet                         : 53.888
Hutan                        : 73.041
Campuran                  : 6.677
Lainnya                     : 18.790
3. Perkebunan
Kabupaten Labuhanbatu Utara merupakan salah satu sentra perkebunan di Sumatera Utara. Komoditi penting yang dihasilkan perkebunan di Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah Kelapa sawit. Produksi kelapa sawit (perkebunan rakyat) tahun 2009 sebesar 819.363 ton dengan total luas tanaman 63.061 ha.
Kecamatan penghasil kelapa sawit terbesar adalah Kecamatan Aek Natas, Kualuh Hulu dan Aek Kuo dimana kontribusi ketiga kecamatan tersebut masing-masing untuk produksi kelapa sawit sebesar 22,97%, 17,08%, 16,19%.
Perkembangan sektor perkebunan yang terdapat di Kabupaten Labuhanbatu Utara sangat menopang produksi karet dan kelapa sawit di Provinsi Sumatera Utara, hal tersebut dapat dilihat dari luas daerah keseluruhan kelapa sawit yang mencapai 146.980 ha dan luas lahan karet seluas 53.88 ha.
Produksi perkebunan tersebut merupakan pilar utama dalam pengembangan sektor industri pengolahan sawit dan karet. Besarnya potensi dapat terlihat dari pasokan bahan baku untuk industri pengolahan dan hasil tingkat produksi perkebunan kelapa sawit yang mencapai 168.504,00 ton/tahun dan tingkat produksi perkebunan karet yang mencapai 18.656,00 ton/tahun. Hal ini memberikan gambaran bahwa sector perkebunan merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Labuhanbatu Utara.










BAB II
ASAL MULA MANUSIA DAN SEJARAH SUKU BANGSA

Suku jawa adalah suku bangsa yang terbesar di indonesia,dengan penghuni 90 juta jiwa. Khusus nya di labuhan batu utara. Keturunan-keturunan masyarakat Jawa berpendapat bahawa bahasa Jawa adalah bahasa yang sangat sopan dan mereka, khususnya orang-orang yang lebih tua, menghargai orang-orang yang menuturkan bahasa mereka. Bahasa Jawa juga sangat mempunyai arti yang luas. Sebahagian besar penduduk Labura adalah Suku Melayu 70%, Suku Jawa 13%, Suku Batak 7%, dan suku lainnya.
Orang –orang yang ada di kecamatan Aek Kuo  desa padang halaban sebagian menganut suku jawa karena konon katanya penjajahan Belanda sampai ke kecamatan Aek Kou dan salah satu peninggalannya adalah stasiun keretapi dulu sebagai markasa senjata belanda. Dan para penduduk jawa yang bertransmigrasi ke daearah tersebut berasal dari pulau jawa , karena mereka adalah pekerj dari kolonil Belanda.
Ada 03 (tiga) suku mayoritas yang menempati daerah ini yakni Batak Toba, Batak Mandailing dan Suku Jawa. Padahal sebagaimana dimaklumi bahwa pesisir pantai timur merupakan basis hunian bagi suku Melayu  yang membentang mulai dari daerah Langkat, Medan, Bedagai, Asahan hingga daerah Propinsi Riau. Oleh sebab itu, suku Melayu tentulah menjadi suku asli penghuni Kabupaten Labura pada awalnya. Namun migrasi penduduk yang berdatangan ke Labura baik dari selatan maupun dari utara seolah-olah membuat suku Melayu tidak lagi dominan di daerah ini.




















BAB III

BAHASA
A.  Bahasa Yang Digunakan
Terdapat tiga bentuk utama tingkatan variasi bahasa Jawa, yaitu ngoko (“kasar”), madya (“biasa”), dan krama (“halus”). Namun , pada tingkat yang lebih spesifik lagi, terdapat 7 (tujuh) tingkatan dalam berbahasa Jawa, diantaranya: ngoko, ngoko andhap, madhya, madhyantara, kromo, kromo inggil, bagongan, kedhaton. Di antara masing-masing bentuk ini terdapat bentuk "penghormatan" (ngajengake, honorific) dan "perendahan" (ngasorake, humilific). Seseorang dapat berubah-ubah registernya pada suatu saat tergantung status yang bersangkutan dan lawan bicara. Status bisa ditentukan oleh usia, posisi sosial, atau hal-hal lain.
Sebenarnya bahasa yang dipakai di daerah kecamatan Aek Kuo khususnya desa Padang Halaban beragam bahasa,seperti orang jawa terkadang berbicara bahasa jawa dengan sesama orang jawa, dan kalau suku batak juga berbicara bahasa batak dengan orang batak, tetapi terkadang orang batak yang tinggal di kampung orang jawa di desa tersebut dengan mau tidak mau beradaptasi dengan suku setempat.
            Tetapi ada sebagian orang jawa yang di daerah itu memakai bahasa Indonesia dan bercampur dengan bahasa jawa, dan bahasa jawa yang tidaklah seperti bahasa jawa yang asli di daerah pulau jawa mereka berbahasa jawa kasar istilahnya (ngoko), karena itu bahasa jawa nya tidak kelihat jawa halus lagi. Orang tua saya jika kalau berbicara dengan tetangga yang suku  jawa juga bahasa yang mereka bercampur dengan bahasa Indonesia.
Kalau menurut orang tua saya bahsa jawa yang masih asli digunakan adalah di daerah Banten, jawa timur ,dan jawa barat. Contohnya saja:
Khusus masyarakat Jawa di Sumatra Utara ini, mereka merupakan keturunan para kuli kontrak yang dipekerjakan di berbagai wilayah perkebunan tembakau, khususnya di wilayah Deli sehingga kerap disebut sebagai Jawa Deli atau Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatera). Sedangkan masyarakat Jawa di daerah lain disebarkan melalui program transmigrasi yang diselenggarakan semenjak jaman penjajahan Belanda.
Maka dari itu daerah Padang Halaban masyarakat jawa sudah ada sejak zamann penjajahan Belanda.














BAB IV

SISTEM TEKNOLOGI
System teknologi di kabupaten labuhan batu utara khusunya di Padang halaban sudah mengikuti perkembangan zaman, suku jawa di daerah tersebut tidak lagi  Gaptek dengan teknologi zaman sekarang dengan adanya penyuluhan –penyuluhan tentang teknologi didaerah , yang diadakan kepala desa setempat. Tetapi kalau dengan adat istiadat jawa, suku jawa masih memegang teguh adat istiadat tersebut apalagi dalam mendidik anak. Didesa  tersebut masih ada orang tua yang menggap bahwa pendidikan tidak lah terlalu penting untuk anak perempuan, maka dari itu banyak di desa tersebut anak perempuan yang dijumpai sudah menikah atu sudah memiliki anak. Kemajuan teknologi terkadang membawa pengaruh bagi penduduk sekitar contohya saja handphone ,banyak penduduk yang salah menggunakan teknologi ini dalam kehidupan sehari-hari.

Tetapi orang jawa asli yang bertempat tinggal di desa Padang halaban tersebut  ada juga masih yang memasak dengan api atau kayu bakar, padahal kepala desa setempat telah membagikan kompor gas dengan gratis. Suku jawa di desa padang halaban sebagian telah mengikuti kemajuan tekhnologi seperti internet, termaksud putra-putri nya. Jika diamati banyak penduduk yang sudah menggunakan sepeda motor kalau mau pergi kerja, sedikitlah yang masih menggunakan sepeda. Itu berarti desa Padang halaban telah menerima sisi positifnya globalisasi. Hanphone dan sepeda motor telah menjadi kebutuhan primer, setiap keluarga pasti memilikinya.























BAB V
SISTEM MATA PENCAHARIAN
            Mata pencaharian masyarakat jawa kecamatan Aek Kuo desa Padang Halaban adalah perkebunan dan pertanian. Karena di daerah ini separuh dari pemukiman telah di bangun perkebunan kelapa sawit oleh PT .SMART, maka dari itu banyak penduduk yang bekerja di perkebunan kelapa sawit, kebanyakan suku jawa yang bekerja apalagi suku jawa dikenal sebagai suku yang rajin dalam bekerja, tidak dipungkiri kalau pada penjajahan Belanda suku jawa lah yang di pakai untuk membangun rel keretapi.

Ada juga penduduk yang bekerja di istansi pemerintahan, PNS,dll.






BAB VI
ORGANISASI SOSIAL
Organisasi sosial yang berasal dari Jawa sangatlah beragam. Tapi satu hal yang tak dapat dipungkiri adalah bahwa ciri khasnya terletak dalam kemampuan luar biasa kebudayaan Jawa untuk membiarkan diri dibanjiri oleh gelombang-gelombang kebudayaan yang datang dari luar, dan dalam banjir itu mempertahankan keasliannya. Kebudayaan Jawa katanya, justru tidak menemukan diri dan berkembang kekhasannya dalam isolasi, melainkan dalam pencernaan masukan-masukan dari luar.






















BAB VII
SISTEM PENGETAHUAN

Kebanggaan orang Jawa tampaknya belum pudar di desa ini. Sebagai salah satu suku di Indonesia dengan populasi paling tinggi sekaligus konon kabarnya paling tua dalam hal peradaban, kebudayaan Jawa tak bisa disangsikan kemajemukannya. Mulai dari aksara kuno, perhitungan tanggal dan bulan, ramal-ramalan sampai dengan peninggalan candi tertua ada di budaya satu ini.
Salah satu bentuk sistem pengetahuan yanga ada, berkembang, dan masih ada hingga saat ini, adalah bentuk penanggalan atau kalender. Bentuk kalender Jawa menurut kami, adalah salah satu bentuk pengetahuan yang maju dan unik yang berhasil diciptakan oleh para masyarakat Jawa kuno, karena penciptaanya yang terpengaruh unsur budaya islam, Hindu-Budha, Jawa Kuno, dan bahkan sedikit budaya barat. Namun tetap dipertahankan penggunaanya hingga saat ini, walaupun penggunaanya yang cukup rumit, tetapi kalender Jawa lebih lengkap dalam menggambarkan penanggalan, karena di dalamnya berpadu dua sistem penanggalan, baik penanggalan berdasarkan sistem matahari (sonar/syamsiah) dan juga penanggalan berdasarkan perputaran bulan (lunar/komariah), dan sampai sekarang sistem itu masih adaa di desa ini.




























BAB VIII
KESENIAN
Kesenian asli suku jawa di desa padang halaban belumlah hilang dari kebudayaan karena mereka sangat menjunjung tinggi kesenian, setiap ada hari –hari besar selalu mengadakan pertunjukan kesenian contohnya:

1. Pakaian Adat/Khas Jawa Tengah
Suku Jawa mempunyai pakaian adat/tradisional yang sangat terkenal, yaitu kebaya. Kebaya merupakan pakaian khas Jawa Tengah yang sangat terkenal, sehingga kini kebaya bukan hanya menjadi pakaian khas Jawa saja tetapi sudah menjadi pakaian adat nasional. Itu merupakan suatu bukti bahwa kebudayaan daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional. Dan banyak kita lihat di setiap acara perkawinan suku jawa kedua pengantin masih menggunakan pakaian adat suku jawa.

2. Kuda Lumping
Kuda Lumping merupakan kesenian yang beda dari yang lain, karena dimainkan dengan cara mengundang roh halus sehingga orang yang akan memainkannya seperti kesurupan.
Kesenian ini dimainkan dengan cara orang yang sudah kesurupan itu menunggangi kayu yang dibentuk seperti kuda serta diringi dengan tabuhan gendang dan terompet. Keanehan kesenian ini adalah orang yang memerankannya akan mampu memakan kaca serta rumput. Selain itu orang yang memerankannya akan dicambuk seperti halnya menyambuk kuda. Biasanya kesenian ini dipimpin oleh seorang pawang. Kesenian ini merupakan kesenian yang dalam memainkannya membutuhkan keahlian yang sangat khusus, karena merupakan kesenian yang cukup berbahaya.banyak pemuda desa yang ikut dalam kesenian ini.
Kesenian ini sangat digemari oleh suku jawa di daerah saya, selain menarik dan menantang banyak dari desa lain berbondong- bondong untuk menonton jika salah satu desa membuat acara ini. Bangga menjadi suku jawa karena setiap adat istiadat dan kebudayaan belum hilang, malah semakin di junjung tinggi karena suku jawa adalah suku yang menarik dari kesenian dari suku –suku lain yang ada di Indonesia.

3.  Reog
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Reog,dan kesenian ini juga sering di tampilkan di desa padang halaban pada acara-acara perkawinan,sunatan,dll. kesenian ini pada umumnya ditampilkan dengan bodoran, serta diiringi dengan musik tradisional yang disebut Calung. Kesenian ini biasanya dimainkan oleh beberapa orang yang mempunyai bakat melawak dan berbakat seni. Kesenian ini ditampilkan dengan membawakan sebuah alur cerita yang kebanyakan cerita yang dibawakan adalah cerita lucu atau lelucon. Banyak juga warga yang menyukai kesenian ini, dan suku batak yang ada di daerah ini juga antusias dengan kesenian ini.







BAB IX
SISTEM RELIGI
Agama yang di anut suku jawa di desa padang halaban adalah islam tetapi juga ada yang kristen. Kalau di amati orang –orang jawa di desa ini masi menganut yang namanya kepercayaan animisme atau yang mempercayai adanya roh halus, contohnya saja jika hari raya idul fitri sebagian orang jawa di desa ini masih ada yang membuat sesaji makanan taupun kemenyan pada hari pertama lebaran. Dan masyarakat tidak pernah menghilangkan ritual seperti itu karena menrut mereka itu adalah sesuatu yang sudah ada sejak dulu sejak zaman nenek moyang, maka mereka sampai sekarang mewarisi kepercayaan itu.
Dan peristiwa lainnya adalah ketika sesorang ibu yang hamil dan usia kandungannya sudah 7 bulan wajib diadakannya acara 7 bulanan yang acaranya memandikan ibu tersebut dengan air bunga dan membelah kelapa melihat jenis kelamin anak yang dikandungnya  karena menurut orang tua saya sistem dahulu belum mengenal USG maka dari itu cara melihat jenis kelamin apa bayi nya menggunakan belah kelapa di 7 bulanan. Sungguh banyak keunikan –keunikan yang di lihat dari suku jawa yang ada di desa padang halaban.
Keunikan lainnya pada bulan syuro atau kalau di kalender islam adalah bulan dzulhijjah kalau didalam bulan islam bulan syuro adalah bulan baik, tetapi dalam kepercayaan jawa bulan itu adalah bulan yang tidak baik mengapa karena setiap bulan itu datang dipercayai sebagai bulan yang penuh kesialan dan musibah, contohnya kita tidak boleh masuk rumah baru, kita tidak boleh melakukan acara pesta perkawinan, kita tidak boleh berpergian, misalnya jika kalau kita berpergian kita mengalami kecelakaan dan kecalakaan nya di bulan syuro maka itu salah satu dari kesialan di bulan itu, Eyang atau nenek saya selalu melarang berpergian kemana –man kalau bulan ini datang , eyang saya salah satu nya orang yang masih mempercayai budaya primit tersebut.
Terkadang berpikir hal tersebut adalah bertentangan apa yang kita pikirkan di zaman semodren ini masih ada orang yang mempercayai hal mistis seperti itu.