BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tanah
adalah bagian penting dari unsur bumi yang kita pijak setiap harinya.
Secara kasat mata, tanah berwarna coklat dan ada pula yang kemerah-merahan.
Namun, sebenarnya klasifikasi tanah
sangatlah banyak. Tanah merupakan penopang kehidupan manusia
di muka bumi. Dapat dikatakan bahwa tanah adalah jantung bumi dan kehidupan.
adapun definisi tanah secara umum Menurut beberapa ahli sebagai berikut :
1. Ramman (Jerman,
1917). Tanah sebagai bahan batuan yang sudah dirombak
menjadi partikel-partikel kecil yang telah berubah secara kimiawi bersama-sama
dengan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang hidup di dalam dan diatasnya.
2.
E. Saifudin Sarief (1986). Tanah adalah benda
alami yang terdapat dipermukaan bumi yang tersusun dari bahan-bahan mineral
sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan organik (pelapukan sisa tumbuhan dan
hewan), yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu
yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor alami, iklim, bahan induk,
jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukan.
Adapun
ilmu yang menjurus dengan pembahasan ini adalah geografi tanah, geografi tanah
adalah ilmu yang memepelajari sifat-sifat dan ciri-ciri tanah pada berbagai
daerah tertentu dalam konteks keruangan, yang sudah mencakup didalamnya adanya
persamaan dan perbedaan daerah/wilayah satu dengan yang lain maupun kondisi
fisik (iklim, tanah, bentuk, wilayah, perairan, flora dan fauna dll) dan atau
kondisi lingkungan sosialnya (kualitas sumberdaya manusia, populasi, komposisi,
dll).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tanah
Tanah adalah tubuh alam gembur yang menyelimuti
sebagian besar permukaan bumi dan mempunyai sifat dan karakteristik fisik,
kimia, biologi serta morfologi yang khas sebagai akibat dari serangkaian
panjang berbagai proses yang membentuknya. Kurun waktu pembentukan tanah tidak
sama dengan kurun pembentukan batuan. Kurun waktu pembentukan tanah dimulai
setelah batuan hancur dan menjadi bahan lepas- lepas oleh karena proses
pelapukan fisika,kimia,dan biologi. Umur batuan selalu lebih panjang dari pada
tanah yang menyelimutinya.
B. Jenis Tanah
Jenis tanah merupakan salah satu faktor
penting dalam pertumbuhan tanaman karena perbedaan jenis tanah mempengaruhi
sifat-sifat dari tanah tersebut. Untuk memahami hubungan antara jenis
tanah, diperlukan pengetahuan yang mampu mngelompokkan tanah secara sistematik
sehingga dikenal banyak sekali sistem klasifikasi yang berkembang. Untuk
mempelajari hubungan antar jenis tanah maka sistem klasifikasi tanah dibagi
menjadi sistem klasifikasi alami dan sistem klasifikasi teknis (Sutanto, 2005)
Ø Jenis
tanah terbagi :
1. Bentuk
persebaran tanah vertikal dapat kalian lihat saat ada penggalian parit, liang,
atau sumur. Saat mencapai kedalamantertentu, kalian akan melihat perbedaan
warna lapisan tanah. Perbedaan warna lapisan tanah tersebut dikenal dengan
sebutan profil tanah
2. Tanah
Horizontal Tanah Horizontal adalah lapisan tanah paling atas yang di setiap
wilayah permukaan bumi berbeda-beda jenisnya.
C. Jenis
– jenis tanah di Indonesia
Jenis
– jenis tanah di Indonesia pertama kali disusun dalam klasifikasi oleh MOHR
berdasarkan genesisnya.
1.
Tanah Vulkanis
a. Tanah
Andosol
·
Proses
terbentuknya : dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan
·
Ciri-ciri
: warna kelabu hingga kuning, peka terhadap erosi, dan sangat subur
·
Pemanfaatannya
: sebagai lahan pertanian, perkebunan, hutan pinus atau cemara
·
Persebaran
: Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Halmahera, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi
·
Vegetasi yang tumbuh di tanah andosol
adalah hutan hujan tropis, bambu, dan rumput.
b. Tanah Regosol
·
Proses
terbentuknya : dari endapan abu vulkanis baru yang memiliki butir kasar
·
Ciri-ciri
: berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning dan kadar bahan organik rendah
·
Pemanfaatannya
: untuk pertanian padi, palawija, tebu dan kelapa
·
Persebaran
: di lereng gunung berapi, pantai dan bukit pasir pantai yang meliputi pulau
Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara
·
Tanah regosol sangat cocok ditanami
padi, tebu, palawija, tembakau, dan sayuran.
c. Tanah Aluvial (Tanah Endapan)
·
Proses
terbentuknya : tanah hasil erosi (lumpur dan pasir halus) di daerah-daerah
dataran rendah
·
Ciri-ciri
: warna kelabu dan peka terhadap erosi
·
Pemanfaatannya
: sebagai lahan pertanian sawah dan palawija
·
Persebaran
: Sumatera, Jawa bagian utara, Halmahera, Kalimatan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi
dan Papua bagian selatan
2. Tanah Organosol
a. Tanah Humus
·
Proses
terbentuknya : dari hasil pembusukan bahan-bahan organik
·
Ciri-ciri
: warna kehitaman, mudah basah, mengandung bahan organik, sangat subur
·
Pemanfaatannya
: sebagai lahan pertanian dan warnanya kehitaman
·
Persebaran
: Lampung, Jawa Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tenggara
b. Tanah Gambut
·
Proses
terbentuknya : dari hasil pembusukan tumbuhan / bahan organik di daerah yang
selalu tergenang air (rawa-rawa)
·
Ciri-ciri
: bersifat sangat asam, unsur hara rendah sehingga tidak subur
·
Pemanfaatannya
: untuk pertanian pasang surut
·
Persebaran
: Pantai timur Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, Seram, Papua, Pantai
Selatan
Berdasarkan
penyebaran topografinya, tanah gambut dibedakan menjadi tiga
yaitu:
yaitu:
a. Gambut
ombrogen: terletak di dataran pantai berawa, mempunyai ketebalan 0.5 – 16
meter, terbentuk dari sisa tumbuhan hutan dan rumput rawa, hampir selalu
tergenang air, bersifat sangat asam. Contoh penyebarannya di daerah dataran
pantai Sumatra, Kalimantan dan Irian Jaya (Papua);
b. Gambut
topogen: terbentuk di daerah cekungan (depresi) antara rawa-rawa di daerah
dataran rendah dengan di pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan rawa, ketebalan
0.5 – 6 meter, bersifat agak asam, kandungan unsur hara relatif lebih tinggi.
Contoh penyebarannya di Rawa Pening (Jawa Tengah), Rawa Lakbok (Ciamis, Jawa
Barat), dan Segara Anakan (Cilacap, Jawa Tengah); dan
c. Gambut
pegunungan: terbentuk di daerah topografi pegunungan, berasal dari sisa
tumbuhan yang hidupnya di daerah sedang (vegetasi spagnum). Contoh
penyebarannya di Dataran Tinggi Dieng.
Berdasarkan susunan
kimianya tanah gambut dibedakan menjadi:
a.
gambut eutrop, bersifat agak asam,
kandungan O2 serta unsur haranya lebih tinggi
b.
gambut oligotrop, sangat asam, miskin O2
, miskin unsur hara, biasanya selalu tergenang air
c.
mesotrop, peralihan antara eutrop dan
oligotrop.
3. Tanah Litosol (tanah
berbatu-batu)
- Proses terbentuknya : dari pelapukan batuan beku dan sedimen yang masih baru (belum sempurna) sehingga butirannya besar / kasar
- Ciri-ciri : tekstur tanahnya beranekaragam dan pada umumnya berpasir, tak bertekstur, warna kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi
- Pemanfaatannya : masih alang-alang, bisa untuk hutan
- Persebaran : Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Sumatera
- Tanaman yang dapat tumbuh di tanah litosol adalah rumput ternak, palawija, dan tanaman keras.
- Tanah litosol dapat dijumpai pada segala iklim, umumnya di topografi berbukit, pegunungan, lereng miring sampai curam.
4. Tanah Podzol
- Proses terbentuknya : di daerah yang memiliki suhu rendah dan curah hujan tinggi
- Ciri-ciri : warna pucat, kandungan pasir kuarsa tinggi, sangat masam, peka terhadap erosi, kurang subur
- Pemanfaatannya : untuk pertanian palawija
- Persebaran : Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Papua
- Penyebaran di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun tanpa bulan kering, topografi pegunungan.
5. Tanah Laterit
- Proses terbentuknya : Tanah yang tercuci air hujan, sehingga unsur hara telah hilang meresap dan mengalir ke dalam tanah
- Ciri-ciri : warna cokelat kemerah-merahan, tidak subur
- Pemanfaatannya : untuk lahan pertanian
- Persebaran : Kalimantan Barat, Lampung, Banten, Sulawesi Tenggara
- Tanah yang terjasi karena suhu udara tinggi dan curah hujan tinggi
6. Tanah Mergel
- Proses terbentuknya : dari hasil campuran pelarutan kapur, pasir dan tanah liat karena peristiwa air hujan
- Ciri-ciri : tidak subur
- Pemanfaatannya : untuk hujan jati
- Persebaran : Yogyakarta, Priangan Selatan di Jawa Barat, pegunungan Kendeng di Jawa Tengah, Kediri, Madiun, Nusa Tenggara
- Pembentukan tanah margel dipengaruhi oleh hujan yang tidak merata sepanjang tahun.
7. Tanah Terarosa (Kapur)
a. Tanah Renzina
- Proses terbentuknya : dari pelapukan batuan kapur di daerah yang memiliki curah hujan tinggi
- Ciri-ciri : warna putih sampai hitam, miskin unsur hara
- Pemanfaatannya : untuk palawija, hutan jati
- Persebaran : Gunung kidul , Yogyakarta
b. Tanah Mediteran
- Proses terbentuknya : hasil pelapukan batuan kapur keras dan sedimen
- Ciri-ciri : Warna putih kecoklatan, keras, tidak subur
- Pemanfaatannya : untuk pertanian tegalan, hutan jati
- Persebaran : Pegunungan Jawa Timur, Nusa Tenggara, Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku, Sumatera
D. Ciri-ciri tanah di Indonesia:
- Banyak mengandung unsur hara
- Struktur tanahnya baik, artinya susunan butir-butir tanah tidak terlalu padat dan tidak terlalu lenggang
- Cukup mengandung air yang berguna untuk melarutkan unsur hara
- Mempunyai garam-garaman dalam jumlah banyak
E. Upaya untuk melestarikan sumber daya
tanah:
- Pemupukan diusahakan dengan pupuk hijau / pupuk kandang / pupuk kompos
- Dibuat hutan-hutan cadangan pada lereng-lereng gunung
- Membuat terassering / sengkedan di daerah-daerah miring
- Membuat penghijauan dan reboisasi pada daerah yang gundul, dan sebagainya.
F.
Peta Persebaran Tanah
Di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Internet
:
Silvi .
jenis tanah . http://www.silvikultur.com/Jenis_Tanah.html
di unduh pada tanggal 23/04/2014 jam 10.34
Hertanto Boby, Hendrik
.2013. jenis- jenis tanah. http://geoenviron.blogspot.com/2013/01/jenis-jenis-tanah.html
. di unduh pada tanggal 23/04/2014 jam 12.53
Syahria .2012. Jenis Tanah Dan Pemanfaatannya.artikel ini diakses pada tanggal 03 desember 2012 http://indo.nesiatanahsubur.blogspot.com/2012/12/jenis-tanah-dan-pemanfaatannya.html . di unduh pada tanggal 23/04/2014 jam 12.53
Arifannisa, Nabila .2012. JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA. Artikel ini diakses pada tanggal 21 juni 2012. http://nabilaarifannisa.blogspot.com/2012/06/jenis-jenis-tanah-di-indonesia.html . di unduh pada tanggal 23/04/2014 jam 1.06
Buku:
Sartohadi, junun dkk. 2012. Pengantar Geografi Tanah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Darmawijaya, m. Isa. 1990. Klasifikasi Tanah . Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Ade
Setiawan (2010). Sifat-sifat Fisika Tanah.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah
Dr.Ir.Kemas
Ali Hanafiah, MS. Dasar – dasar Ilmu
Tanah.